Dalam Markus 8:34 berkata,
“Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-muridNya dan berkata kepada mereka: “setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya”.
Seorang pemimpin harus menyadari bahwa hidup ini penuh dengan tuntutan. Oleh karena itu, semakin banyak keberhasilannya dalam memimpin, maka semakin banyak lagi tuntutannya. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus bertindak sesuai dengan keyakinan Anda. Apabila Anda melakukannya, maka orang lain akan menanggapinya.
Tuhan Yesus mempunyai produk yang terbesar di dunia ini, yakni keselamatan. Dia tawarkan kepada dunia ini untuk bisa mempunyai hubungan dengan Tuhan. Dia berbicara mengenai sorga, malaikat, damai sejahtera dan rumah yang penuh kemuliaan. Tetapi Tuhan Yesus tidak pernah salah memberikan gambaran. Dia peringatkan murid-muridNya bahwa akan ada aniaya, penderitaan, dan mereka akan ditinggalkan sendirian oleh orang lain.
Komitmen itu penting pada setiap tahap perkembangan kepemimpinan Anda. Anda berusaha meraih sisi yang tak terlihat dalam hati untuk membantu Anda dalam masalah-masalah sulit. Kekuatan dalam itulah yang membuat Anda terus maju pada saat semua orang sudah menyerah. Komitmen total dapat menciptakan keajaiban”.1
Sebagai seorang pemimpin pertama-tama, ia harus membuat komitmen yang besar. Kemudian meminta bawahan mereka untuk membuat komitmen yang besar. Tidak ada sukses tanpa pengorbanan. Semakin Anda naik ke level yang lebih tinggi maka semakin tinggi pengorbanan yang diminta. Seorang pemimpim mungkin sering berpikir bahwa pada saat dia sudah berada diatas maka dia bisa beristirahat dan berhenti berkorban. Ini tidak realistis. Hal yang paling besar untuk keberhasilan Anda besok adalah keberhasilan Anda hari ini. Seringkali, pada waktu seorang pemimpin berhasil, mereka bukannya berusaha untuk bertumbuh, tetapi mereka terus berusaha memegang apa yang telah mereka dapatkan hari ini.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki komitmen yang besar apapun taruhannya. Inilah salah satu biaya besar kepemimpinan dan inilah pula sebuah tanda pengenal dari seorang pemimpin. Dalam menjalankan komitmen, seringkali seorang pemimpin harus berjuang seorang diri untuk mencapai tujuan. Bahkan ketika tidak seorangpun bersedia untuk melangkah maju, sang pemimpinlah yang harus melakukannya. Karena ia sudah berkomitmen.
Ketika orang Israel berkumpul di lembah Tarbantin untuk melawan orang Filistin, tak seorangpun dari pasukan Israel, termasuk raja Saul, yang bersedia melawan Goliat. Ketika Daud, seorang gembala, tiba diperkemahan Israel dengan membawa makanan dari rumah untuk saudara-saudaranya dan menyaksikan keadaan itu, ia menghadap raja Saul sambil berkata: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu” (I Sam. 17:32).
Daud bersedia melawan Goliat ketika tak seorangpun mau melakukannya. Ada saatnya ketika kita (seorang pemimimpin), seperti Daud, harus melangkah ke depan dalam suatu keadaan dengan berkata: “janganlah seseorang menjadi tawar hati – sayalah yang akan melakukannya!” Itulah harga yang terkadang kita bayar untuk menjadi seorang pemimpin. Kadangkala kita dituntut untuk berdiri seorang diri demi tujuan yang diperjuangkan.
Karena komitmen yang sudah dibuatnya, maka seorang pemimpin harus siap menanggung resiko untuk gagal. Kegagalan bukanlah sesuatu yang buruk dan setiap manusia dapat gagal sekalipun mereka adalah pemimpin-pemimpin besar. Abraham, Musa, Daud, dan Petrus adalah tokoh-tokoh besar dalam Alkitab dan mereka semua pernah gagal.
Tanda seorang pemimpin yang baik bukanlah karena ia bebas dari kegagalan. Bukti nyata dari kepemimpinan ialah cara pemimpin itu menangani kegagalan. Ini berarti bahwa selalu ada resiko dalam kepemimpinan.
Pemimpin menghadapi kemungkinan gagal jauh lebih sering daripada para pengikutnya, dan akibatnya jauh lebih parah bila seorang pemimpin gagal daripada bila seorang pengikut mengalami kegagalan. Itu hanya merupakan salah satu harga yang harus kita bayar sebagai pemimpin yang berhasil guna”. 2
Pdt. Ferdy Manggaribet, MA
1 Sheila Murray Bethel, Mengubah h. 264
2 Myron Rush, Pemimpin Baru, h. 53
0 komentar:
Posting Komentar