Seorang pemimpin harus terus-menerus mengisi ulang diri mereka dengan energi. Dengan kata lain, Tuhan Yesus mau mengajarkan bahwa melaksanakan kepemimpinan akan menguras tenaga. Oleh karena itu, diperlukan energi bahkan kadang-kadang kita harus menarik diri untuk memenuhi atau mengisi kembali diri kita dengan energi. Sebagai seorang pemimpin, kita harus sadar bahwa semakin banyak orang yang akan kita tolong, maka semakin banyak energi kita yang akan keluar.
Dalam pelayananNya, Tuhan Yesus seringkali mengatakan kepada murid-muridNya untuk menyendiri ke tempat-tempat yang sunyi untuk beristirahat sebentar. Dia tahu bahwa waktu sendirian bersama dengan bapaNya di sorga, itu
yang akan memberikan energi yang baru dan meluruskan kembali perspektif yang dibutuhkan untuk Dia melayani.
Berkaitan dengan masalah ini, maka yang harus di perhatikan seorang pemimpin adalah: pertama, hindari membuat keputusan pada saat Anda lapar, marah, dan dalam keadaan bingung. Kehidupan kita diibaratkan seperti gunung dan lembah. Sayangnya, seringkali ketika kita sedang berada di lembah atau dititik yang paling rendah dalam kehidupan kita, disitu kita dicobai untuk mengambil keputusan penting. Pada waktu putus asa kita baru mengambil keputusan. Masalahnya, ketika kita berada di lembah, kita pasti tidak bisa melihat apa-apa. Pandangan kita terbatas dan tidak jelas pada saat itu. Sebagai seorang pemimpin, kita harus berusaha untuk naik ke puncak terlebih dahulu baru mengambil keputusan. Karena di atas puncaklah, pandangan kita jelas dan kita bisa melihat segala sesuatu dan lebih jauh. Jadi, sebelum keputusan-keputusan penting diambil, kita harus pastikan bahwa kita telah cukup istirahat jasmani dan rohani. Seorang pemimpin seringkali melakukan kesalahan karena terlalu cepat membuat keputusan pada saat mereka lelah dan tidak sabar.
Kedua, cari tempat yang sepi yang Anda sukai di mana Anda dan Tuhan bisa berhubungan dengan baik dan terus-menerus. Tokoh besar reformasi gereja Martin Luther seperti yang dikutip oleh Stephen Covey mengatakan bahwa “ada begitu banyak yang harus saya kerjakan hari ini sehingga saya akan menyisihkan satu jam lagi untuk berdoa”.1
Mengapa Martin Luther begitu mengutamakan doa dalan hidupnya? Karena bagi Luther “doa bukanlah tugas mekanis, melainkan lebih merupakan sumber kekuatan dalam melepaskan dan melipatgandakan energi”.2
Pdt. Ferdy Manggaribet, MA
1 Stephen Covey, The 7 Habits h.294.
2 Ibid, h. 294
0 komentar:
Posting Komentar