Orang Yang Percaya Kepada TUHAN Akan Melihat Kebaikan TUHAN Melalui Kejadian-Kejadian Yang TUHAN Ijinkan Terjadi. Jangan Pernah Menilai TUHAN Hanya Melalui Sepotong Kejadian, Tetapi Percayalah Bahwa DIA Selalu Bekerja Untuk Kebaikan Kita Melalui Banyak Perkara
Photobucket

Kesimpulan tentang Penyakit Lidah

Perkataan memiliki kuasa untuk membangun atau pun mengahncurkan, menghibur atau menyakiti. Karena itu kata-kata dapat mendorong seseorang melakukan tindakan-tindakan yang sangat terpuji, yang berani sampai yang paling bodoh sekalipun. Masih ingatkah Anda dengan kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di Indonesia? Semuanya terjadi hanya karena lidah yang disalah pergunakan. Ada orang-orang tertentu yang menyalahgunakan lidah mereka untuk memprovokasi massa.   Allah menghendaki perkataan dari anak-anakNya itu memberikan manfaat bagi banyak orang, bukan sebaliknya menjadi racun yang mematikan yang menyebabkan kehancuran sesama dan lingkungan kita. (Baca Amsal 16:18-33).
Kegagalan dan kesuksesan kita juga bisa ditentukan oleh lidah. Bahkan kemalangan,  keuntungan serta kehidupan dan kematian lidah juga memiliki andil di dalamnya. Oleh karena itu, berhati-hatilah, pertimbangkan masak-masak, pahami persoalan dengan benar dan teliti sebelum  berkata-kata. Sebuah  batu  Nisan  yang  telah berumur ribuan tahun di Mesir bertuliskan, “Jadikanlah dirimu pelukis dalam kata-kata maka engkau akan meraih sukses dalam kehidupan”. Kita lihat bahwa sukses dikaikan dengan pandai berkata-kata.
Ingatlah bahwa salah berkata-kata dapat menyebabkan ketegangan, kerusuhan, pertikaian antar sesama jemaat, menimbulkan gejolak, hubungan antar manusia menjadi retak, tidak ada persatuan. Orang yang salah berkata-kata akan menanggung resikonya yang sangat berat yaitu nyawanya sendiri. “Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.” Amsal 18:7
Akan tetapi, sangat disayangkan karena masih banyak orang (termasuk orang percaya) yang belum mengetahui akan berbahayanya lidah jika salah dipergunakan. Sehingga mereka senang berbicara berdasarkan perasaannya saja dan tidak berdasarkan pengertian. Ia tidak peduli apakah yang dikatakannya itu ada maknanya atau tidak bagi orang lain. Orang seperti ini adalah orang yang senang mendengarkan perkataannya sendiri.
Amsal 18 memberikan pelajaran yang berharga bagi kita. Seorang yang berkata-kata seperti seorang yang melemparkan sebuah benda yang diikat dengan karet panjang dan ujung karet itu diikatkan pada lehernya.  Ketika benda itu dilempar, karet akan teregang dengan hingga maksimal, setelah itu karena kelenturannya, karet itu akan kembali menarik benda itu dan pasti benda itu akan mengenai orang itu sendiri. Jika orang itu berhikmat, maka benda yang dilempar itu bukanlah batu ataupun potongan besi, melainkan roti, buah, atau hal-hal lain yang tidak akan menyakitinya namun memberikan kesenangan dan kenikmatan. Dengan kata lain perkataan seseorang bersifat mengikat orang itu (Amsal 18:7, 21), ia  tidak akan dapat melepaskan diri dari apa yang pernah ia katakan, entah itu perkataan baik atau buruk.
Pilihan sekarang ada ditangan Anda. Setiap kali Anda memilih maka Anda langsung terikat dengan konsekwensi. Jika pilihan Anda baik maka konsekwensinya pasti baik, tapi jika pilihan anda tidak baik maka konsekwensinya pasti tidak baik juga bagi Anda.
Pilihan-pilihan yang kita buat setiap hari adalah jalan setapak yang sedang kita bangun. Walaupun lankah kedepan masih gelap, misteri, dan rahasia bagi kita, namun kita sudah dapat memastikan di tempat yang bagaimana jalan setapak kita akan berakhir.
Akhirnya, saya akan memberikan beberapa saran yang saya kuti dari sebuh renungan harian, “daripada menjadi orang tetapi tidak dapat dipegang perkataannya, lebih baik menjadi orang kecil yang dapat dipercaya. Dapat dipercaya dalam hal kebaikan hati, dalam hal keuangan, dalam hal kesetiaan dan dalam hal menjaga rahasia. Di dalam pergaulan, tidak jarang terjadi konflik karena ternyata kita tidak dapat dipercaya dalam hal menjaga rahasia atau menguasai lidah.”
Langkah-langkah berikut ini disarankan untuk menolong kita menjadi orang yang dapat dipercaya di dalam hal berkata-kata:
Pertama, Ketika Anda mulai berkata, “Terus terang aja …”, berhentilah dan jangan teruskan Karen itu akan membawa akibat buruk bagi Anda dan bagi orang lain.
Kedua, ketika Anda mulai berkata, “Jangan ngomong-ngomong pada yang lain ya …”, atau “Sebenarnya sih saya tidak boleh kasih tahu, tapi …”, berhentilah dan jangan diteruskan, karena apa yang hendak Anda bicarakan adalah rahasia yang tidak perlu digembar-gemborkan kepada yang lain. Ketiga, ketika Anda mulai berkata, “Kayaknya itu memang sifat buruk dia …” berhenti dan jangan diteruskan karena Anda sedang menghakimi orang lain berdasarkan penilaian Anda sendiri yang biasanya sangat subyektif. Jadilah orang yang dapat dipercaya dalam segala perkara, karena orang yang dapat dipercaya akan mendapat berkat (Mannsor, September 2005).
Anda ingin hidup Anda dapat menjadi berkat bagi orang lain? Mudah saja. Jika perkataan kita bisa membangun, memberkati serta menguatkan sesama, bukan mustahil bila orang lain jadi meneladani hidup Anda. Karena itu jagalah lidah kita. Gunakan lidah untuk mengatakan hal-hal positif yang memberkati orang, bukan mengutuki. Mari belajar selalu mengontrol lidah kita, setiap saat. 

Jangan lupa.





(Ferdy Manggaribet, MA)


Kekasih TUHAN !!!
Jadilah Berkat, Dengan Membagikan Semua Artikel Ini
Kepada Teman-Teman Anda.
TUHAN YESUS Memberkati Kita Semua,
AMIN

0 komentar:

Posting Komentar

wibiya widget

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis