Tuhan Yesus telah mencontohkan dengan luar biasa sekali prinsip ini kepada kita. Tuhan Yesus memilih 12 orang untuk bersama-sama dengan Dia dan supaya mereka pergi memberitakan Injil. Tuhan Yesus bukan hanya melatih para pengikutNya untuk menjadi pemimpin, tetapi Ia memerintahkan mereka untuk melakukan hal yang di kerjakanNya yaitu membuat para pengikut menjadi pemimpin. Setelah Tuhan Yesus melatih murid-muridNya untuk menjadi pemimpin seperti diriNya, Ia memerintahkan mereka untuk pergi menjadikan pengikut (murid) dari setiap bangsa di dunia dan mengajar para pengikut tersebut mematuhi segala sesuatu yang di ajarkan Yesus kepada mereka.
Tak ada tantangan kepemimpinan yang lebih besar dari pada tantangan untuk menolong para pengikut kita menjadi pemimpin-pemimpin yang sanggup melatih para pengikut untuk menjadi pemimpin juga”.1
Seorang pemimpin yang baik pasti tahu bahwa keberhasilan mereka dipengaruhi oleh orang-orang yang terdekat dengan mereka. Mereka tidak mengambil kesempatan di dalam hal ini. Mereka pilih betul-betul siapa yang akan berada di dalam tim mereka. Dan memperhatikan betul, siapa yang akan memainkan peranan-peranan kunci di dalam tim mereka. Tuhan Yesus tidak pernah menvoting. Dia mengambil keputusan-keputusan yang pas dalam setiap hal. Bahkan Dia berdoa semalam-malaman sebelum memilih murid-muridNya.
John Maxwell mengatakan bahwa dalam hukum kepemimpinan prinsip seperti ini disebut hukum lingkungan sepergaulan, yakni “potensi seorang pemimpin ditentukan oleh mereka yang paling dekat dengannya”.2
Tuhan Yesus adalah contohnya, di mana ia menghabiskan waktu bersama-sama dengan mereka yang paling dekat denganNya. Apakah Tuhan Yesus menghabiskan waktu sama dengan semua orang? Tidak. Justru seringkali Tuhan Yesus berusaha menjauh dari orang banyak. Tidak sedikit dalam Injil yang menceritakan di mana Tuhan Yesus berusaha menarik diri dari orang banyak. Seringkali Dia mengajar orang banyak, dan sambil mengajar Dia mundur kebelakang ke arah danau. Dan setelah selesai langsung menyeberang danau meninggalkan orang banyak tersebut.
Tuhan Yesus tidak menghabiskan waktu yang sama dengan semua orang. Dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama-sama dengan muridNya. Tuhan Yesus hanya mempunyai tiga orang yang paling dekat denganNya, yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes. Dan Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan ketiga orang ini di bandingkan dengan sembilan orang yang lain.
Sebagai seorang pemimpin, Anda harus mencari calon-calon pemimpin yang potensial. Anda harus curahkan ilmu kepada mereka. Karena merekalah yang akan mengembangkan visi Anda. Keagungan seorang pemimpin bukanlah diukur dengan hal yang dapat dilakukannya melainkan dengan hal yang dapat dilakukan oleh mantan pengikutnya.
Myron Rush mengatakan, bahwa: “Yesus Kristus bukanlah seorang pemimpin agung karena Ia dapat mengerjakan mujizat-mujizat besar dan banyak orang ingin mengikutiNya. Ia seorang pemimpin agung karena pengikutNya mencapai hal-hal yang besar bagi Allah. Keberhasilan seorang pemimpin selalu berdasarkan prestasi atau pencapaian pengikutnya.”3
Oleh sebab itu jika Anda mau menjadi seorang pemimpin yang lebih baik, usahakanlah untuk membantu para pengikut Anda mencapai puncak kesanggupan mereka.4
Seorang pemimpin yang baik pasti tahu bahwa tidak ada kesuksesan tanpa adanya penerus. Ujian kepemimpinan ialah bukan seberapa baik Anda memimpin hari ini, tetapi bagaimana kita mengembangkan pemimpin.
Pdt. Ferdy Manggaribet, MA
0 komentar:
Posting Komentar