Setiap manusia diciptakan Tuhan sama tetapi memiliki keunikan masing-masing. Tidak ada manusia yang diciptakan oleh Tuhan dan memiliki organ tubuh yang lebih dari yang lain. Dan ada satu organ tubuh kita yang tanpa kita sadari bisa menentukan nasib kita (Mati & Hidup). Alkitab banyak berbicara mengenai organ yang satu ini. Dan dampak dari organ ini jika dipergunakan dengan baik ataupun sebaliknya. Organ tersebut adalah lidah. Derek Prince pernah mengatakan bahwa “Apakah nasib anda dalam hidup ini akan baik atau tidak baik, sebenarnya ditentukan oleh kata-kata yang senantiasa dan sering Anda ucapkan sendiri”. Selanjutnya ia menambahkan, “Lidah manusia ternyata dapat membawa celaka bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi banyak orang yang lain.
Sangat disayangkan karena banyak anak-anak Tuhan bahkan hamba Tuhan yang tidak menyadarai betapa bahayanya dampak dari perkataannya jika tidak dikuasai dan dikuduskan untuk Tuhan. Mungkin setelah Anda membaca buku ini, Anda akan menemukan hal-hal yang tidak terduga yang mungkin tidak menyenangkan diri Anda, yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya. Tetapi itulah maksud penulisan buku ini, yakni supaya kita bisa menyadari kuasa dari perkataan kita.
Saya senang sekali ketika membaca tulisan dari D. Prince menceritakan tentang pekerjaan dari seorang dokter. Dan memang saya juga sering melihat bahwa inilah yang selalu dilakukan oleh setiap dokter ketika harus memeriksa pasiennya.
Setiap pagi ia harus menemani dokter yang memimpin klinik untuk merawat para tentara yang terkena disentri yang bertugas di Afrika Utara. Ia perhatikan bahwa setiap pagi dokter itu menyapa semua pasien dengan dua buah kalimat yang itu-itu juga. Kalimatnya yang pertama:”selamat pagi, bagaimana keadaanmu?” Kalimat yang kedua: “Coba, kuperiksa lidahmu.”
Sebenarnya, kata Prince, dokter itu kurang memperhatikan jawaban para pasien atas pertanyaannya yang pertama: “Bagaiaman keadaanmu” karena segerea sesudahnya ia selalu berkata: “Coba kuperiksa lidahmu”. Selanjutnya ia mulai memeriksa lidah mereka dengan teliti. Lidah merekalah yang menunjukkan kepada dokter itu keadaan yang sebenarnya dari para pasien itu, bukan jawaban mereka atas pertanyaan: “Bagaimana keadaanmu?”.
Jika kita menyelidiki dalam Alkitab kata-kata yang berhubungan dengan hal ini, yakni “Mulut, Lidah, perkataan, bibir, bicara”, maka kita akan tercengang karena betapa banyak yang dikatakan oleh Firman Tuhan mengenai hal ini.
Seseorang pernah berkata “bagaimana ia bisa berkata begitu tentang saya? Setelah semua hal yang saya lakukan untuknya? Dia benar-benar orang yang munafik. Dia adalah orang yang jahat. Ternyata didepan saya dia tersenyum, tetapi setelah saya pergi ia mulai menikam saya dari belakang, saya tidak akan mempercayainya lagi”. Inilah realita kehidupan manusia. Seringkali orang menunjukkan penampilan bagaikan malaikat. Dan Anda telah mempercayainya sebagai sahabat Anda dan kemudian Anda mendapatkan ternyata ia telah memberitahu semua orang tentang Anda dan percakapan Anda. Kenapa semua ini terjadi? Semua ini terjadi karena orang tidak menuruti perkataan Firman Tuhan, “Banyak mendengar sedikit berkata-kata”.
Yakobus mengatakan bahwa orang yang sempurna adalah orang yang bisa mengekang lidahnya, atau menjaga lidahnya, karena ia bisa mengendalikan seluruh tubuhnya “Sebab kita semua bersalah dalam segala hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah seorang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya (Yak 3:2). Ia juga mengatakan bahwa lidah adalah api yang bisa “menghanguskan” jika tidak bisa dipergunakan sebaik-baiknya. “ ….. lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil temapt diantara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan dapat menyalahkan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka” (Yakobus 3:5b-6).
Ini berarti bahwa lidah dapat menjadi sesuatu yang berbahaya. Lidah yang kecil yang tidak terkendali memiliki potensi besar untuk menghancurkan. Lidah memang memiliki beberapa persamaan dengan api: Api itu panas, lidah pun demikian. Anda akan merasakan panas pada telinga atau hati Anda karena karena kata-kata yang tidak menyenangkan dari seseorang. Api itu berbahaya dan menghancurkan, demikian juga lidah. Api menyebar dengan cepat, demikian juga dengan lidah. Anda tidak bisa membayangkan betapa cepatnya berita yang tidak benar faktanya itu menyebar.
Lidah merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat diantara anggota-anggota tubuh, sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh juga menyalahkan roda kehidupan kita. Lidah bisa memuliakan Tuhan, tetapi juga bisa mempermalukan Tuhan (Daily warning Nov. 2005). Jika lidah dikatakan dunia kejahatan, itu menunjukkan bahwa lidah yang begitu kecil bisa melakukan kejahatan yang begitu banyak.
Lidah juga dikatakan seperti binatang liar. Atau binatang yang berbahaya. Binatang yang bersifat liar adalah binatang yang tidak dapat diatur. Ia selalu mencari mangsa dan kemudian membunuh semaunya saja. Ketika manusia diciptakan ia telah diberikan wewenang untuk menguasai binatang-binatang, tetapi manusia sendiri tidak dapat menguasai lidahnya sendiri.
Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa walaupun lidah merupakan anggota tubuh kita yang paling kecil, tetapi jika tidak berhati-hati dalam mengendalikan lidah akan berdampak buruk. Untuk itulah kita harus mengontrol lidah kita. Lidah bisa menciptakan perdamaian, persatuan, persekutuan antar sesama, tetapi lidah juga bisa menimbulkan dampak – yang mungkin tidak pernah kita pikirkan – kerusuhan, perpecahan, bisa menghancurkan suatu komunitas besar dan mapan sekalipun.
Tuhan Yesus menggunakan suatu perumpamaan untuk menunjukkan hubungan langsung yang terdapat antara mulut dan hati manusia. Ia mengumpamakan hati manusia seperti sebuah pohon dan kata-kata yang keluar dari mulutnya sebagai buah. Dan ragam kata-kata yang keluar dari mulut akan mencerminkan keadaan hati yang sebenarnya.
Apakah selama ini kita berpredikat sebagai orang yang bocor mulut, pemfitnah, tukang gossip, trouble maker, sering omong besar, pembohong dan sebagainya? Sudah saatnya kita mengoreksi setiap perkataan yang kita keluarkan kepada siapapun. Jika lidah kita saja sudah mengeluarkan kata-kata jahat dan tidak menjadi berkat bagi orang lain, bagaimana kita dapat mempertanggungjawabkan perkataan kita nanti dihadapan Tuhan? Mari berjaga-jaga dengan lidah kita.
Tuhan Yesus memberikan suatu standar tertentu bagi kita dalam segala hal, terutama dalam setiap perkataan dan ucapan yang keluar, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja keluar dari mulut kita. Sebagai orang percaya yang banyak berbagul dengan berbagai kalangan, tentunya kita semua dapat menyadari bagaimana ucapan yang harus keluar dari bibir kita.
Perkataan yang keluar dari mulut kita nampaknya sepele, namun dibalik apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki nilai yang sangat berarti baik dari segi hubungan antar manusia maupun dalam pandangan Allah sendiri.
Sadarilah bahwa betapa besarnya pengaruh ucapan atau perkataan kita orang percaya bagi lingkungan kita. Karena tanpa kita sadari saat kita dalam kesulitan dan mengeluarkan ucapan keluhan, persungutan, ataupun protes kepada Tuhan, maka kita telah melemahkan iman orang yang mendengarnya. Itu sebabnya mulai hari ini, mari kita belajar untuk memperkatakan perkataan yang positif agar orang lain juga dikuatkan imannya melalui perkataan kita dan terlebih lagi nama Allah akan dipermuliakan lewat perkataan kita.
Ingaaaa…ingaaaaa .... !!!!!!
“Mati dan hidup kita dikuasai lidah,
siapa suka menggemakannya, akan menemukan buahnya”(Amsal 18:21)
Saya akan membahas penyakit-penyakit tersebut dalam bagian-bagian berikut
(Ferdy Manggaribet, STh. MA)
0 komentar:
Posting Komentar