Baca : Korintus 15:50-58
Nats :
Yesus Kristus …
oleh Injil telah mematahkan kuasa maut
dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa
(2Timotius 1:10)
Hidup kita dalam Yesus Kristus seharusnya tampak melalui perbedaan dalam cara kita hidup — juga dalam cara kita mati. Allah menghendaki kita hidup dengan penuh semangat dan sukacita. Lebih jauh lagi, Yesus berkata bahwa Dia datang untuk menyediakan bagi kita hidup yang berkelimpahan (#/TB Yohanes 10:10*). Rasul Paulus juga menegaskan bahwa Allah "memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (#/TB 1Timotius 6:17*). Oleh karena itu, kita tidak dapat mengingkari fakta bahwa hari-hari kita di bumi ini dihitung. Sesuatu yang bijaksana untuk merenungkan perjanjian kita yang tak terelakkan dengan maut (#/TB Ibrani 9:27*) Apakah sikap kita saat kita meninggalkan dunia ini sama seperti sikap ilmuwan terkenal Marie Curie, yang bersama suaminya Pierre menemukan radium? | Pada saat suaminya meninggal karena suatu kecelakaan, ia meratap, "Ini adalah akhir dari segalanya, dari segalanya, dari segalanya!" Sikap kita seharusnya sangatlah berbeda. Oleh karena iman kita pada Sang Juruselamat yang telah menaklukkan maut, kita dapat berkata seperti perkataan seorang teolog muda Jerman pada malam sebelum Nazi menggantungnya pada tahun 1945, "Bagiku, ini adalah permulaan." Bagi orang percaya, kematian merupakan akhir dari segala kesakitan, kesepian dan penderitaan. Ini merupakan akhir dari segala sesuatu yang membuat hidup ini kurang berlimpah, dan permulaan dari berkat yang tidak terbayangkan (#/TB Wahyu 21:1-6*). Pengharapan ini memungkinkan kita untuk berseru, "Hai maut, di mana sengatmu?" (#/TB 1Korintus 15:55*) — VCG |
KRISTUS ADALAH PERBEDAAN
ANTARA PENGHARAPAN DAN TANPA PENGHARAPAN
Sumber: kumpulan ilustrasi khotbah - SABDA (OLB versi Indonesia) 4.1 (Unicode)
0 komentar:
Posting Komentar