Kita semua pernah terjatuh sesekali, bukan hanya secara fisik tapi juga secara
emosional. Dan membangkitkan diri kita kembali, lebih mudah diucapkan daripada
dilakukan. Kita tidak membutuhkan bakat khusus untuk menyerah atau berbaring di
tengah jalan kehidupan dan berkata, "Aku berhenti!" Faktanya, jalan
menuju keputusasaan dan kekecewaan yang kronis berawal dari sebuah hari yang
normal yang berakhir dengan timbunan kekecewaan-kekecewaan kecil.
Kekecewaanemosional. Dan membangkitkan diri kita kembali, lebih mudah diucapkan daripada
dilakukan. Kita tidak membutuhkan bakat khusus untuk menyerah atau berbaring di
tengah jalan kehidupan dan berkata, "Aku berhenti!" Faktanya, jalan
menuju keputusasaan dan kekecewaan yang kronis berawal dari sebuah hari yang
normal yang berakhir dengan timbunan kekecewaan-kekecewaan kecil.
memunyai definisi "gagal untuk memenuhi atau memuaskan harapan dan
keinginan", dengan kata lain, ketika kita menentukan diri kita untuk
berharap akan sesuatu dan harapan itu tidak terpenuhi, kita menjadi kecewa.
Kita merasa tertipu atau dikhianati.
Marilah kita hadapi kenyataan, tidak ada seorang pun dari antara kita yang akan
pernah sampai ke tempat di mana kita tidak pernah lagi mengalami kekecewaan.
Kita tidak bisa berharap untuk terlindung atau kebal dari setiap hal kecil.
Kekecewaan adalah salah satu fakta dari kehidupan yang harus dihadapi oleh
semua orang. Sering kali banyak orang membiarkan kekecewaan mereka terus menumpuk
dan akhirnya menjadi terpuruk tanpa mengerti apa penyebabnya. Mereka
kelihatannya tampak baik-baik saja, tapi sekarang mereka jatuh terbaring di
jalan kehidupan tanpa tahu bagaimana terjadinya dan apa sebabnya. Banyak orang
tidak menyadari bahwa masalah besar yang menghancurkan mereka ini dimulai sudah
lama sebelumnya dengan beberapa kekecewaan kecil yang gagal mereka selesaikan.
Rasa sakit yang mendalam tidak datang begitu saja dari kekecewaan yang besar,
seperti ketika kita gagal mendapatkan pekerjaan atau promosi yang kita
inginkan. Rasa sakit emosional yang dalam bisa datang dari beberapa gangguan
dan frustasi kecil. Itulah mengapa kita perlu tahu bagaimana caranya mengatasi
kekecewaan kecil sehari-hari dan memunyai perspektif yang benar terhadap semua
itu. Jika tidak, mereka dapat menjadi tidak terkendali dan meledak melebihi
batasan.
Contohnya, bayangkan Anda memulai hari Anda dengan rencana dan jadwal di kepala
Anda, dan Anda sudah cukup frustrasi dengan itu. Dalam perjalanan Anda ke
kantor, jalanan yang macet membuat Anda terlambat. Lalu, ketika Anda akhirnya
mulai bekerja, Anda mendengar seseorang di kantor menyebarkan gosip tentang
Anda. Anda membuat kopi untuk menenangkan diri Anda, tapi kopinya tak sengaja
tertumpah di baju Anda, yang hanya membuat masalahnya semakin rumit karena Anda
akan menghadiri pertemuan (meeting) dengan atasan dan Anda tidak punya waktu
untuk berganti pakaian!
Menghadapi hal-hal itu satu persatu secara terpisah memang terasa mengganggu,
tapi ketika mereka semakin menumpuk, itu akan menjadi tak tertahankan. Lalu,
dalam waktu yang hampir bersamaan, Anda mendapat laporan dari dokter tentang
sesuatu hal yang tidak Anda harapkan. Dan di puncaknya, tunangan Anda menelpon,
mengancam untuk membatalkan pernikahan Anda dengannya walaupun semua undangan
telah dikirim! Bagaimana Anda akan menanggapinya? Apakah Anda akan tetap
beriman, atau menemukan diri Anda penuh ketakutan dan sedang mengarah menuju
kekecewaan dan keputusasaan? Semua kekecewaan dan frustasi kecil terhadap
kemacetan, gosip di kantor, dan kopi yang tertumpah telah menjadi sebuah
bencana. Dan ketika Anda menghadapi beberapa masalah serius seperti penyakit
atau hubungan yang gagal, Anda menemukan diri Anda tidak siap untuk menghadapi
semua itu. Jadi Anda terjatuh, menuju ketiadaan pengharapan dan keputusasaan.
Apa yang Anda lakukan saat kekecewaan datang? Saat kekecewaan memberatkan Anda
seperti sebuah batu besar, Anda bisa membiarkannya menekan Anda sampai Anda
merasa patah semangat, bahkan menjadi benar-benar menyerah, atau Anda bisa
menggunakannya sebagai batu loncatan kepada hal-hal yang lebih baik. Belajarlah
untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri. Anda bisa melakukannya! Hadapi
kekecewaan dan cepatlah membuat penyesuaian yang dibutuhkan untuk menangani
situasi itu. Tuhan memunyai hal-hal yang lebih baik untuk Anda, dan Dia akan
menolong Anda. Dia mengatakan dalam Ibrani 13:5, "...Aku sekali-kali tidak
akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau."
Daripada berkonsentrasi pada semua masalah Anda dan menjadi putus asa, arahkan
fokus Anda kepada Tuhan dan renungkan janji-janji-Nya kepada Anda. Anda mungkin
telah terjatuh, tapi Anda tidak harus tetap tergeletak. Tuhan selalu siap, mau,
dan mampu untuk mengangkat Anda kembali. Bangkitlah, walaupun itu berarti Anda
membutuhkan waktu dan proses.
Penulis artikel: Joyce Meyer
0 komentar:
Posting Komentar