Orang Yang Percaya Kepada TUHAN Akan Melihat Kebaikan TUHAN Melalui Kejadian-Kejadian Yang TUHAN Ijinkan Terjadi. Jangan Pernah Menilai TUHAN Hanya Melalui Sepotong Kejadian, Tetapi Percayalah Bahwa DIA Selalu Bekerja Untuk Kebaikan Kita Melalui Banyak Perkara
Photobucket

Karakter Kristiani


“Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah”

(Lukas 12:3)

Untuk membangun suatu kepercayaan, orang percaya harus memberikan teladan dalam hal kemampuan, koneksi, serta karakter. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa seorang anak Tuhan harus memiliki karakter yang baik dan konsisten. Karakter sangat penting, karena karakter akan menentukan gambaran dari diri kita yang ditunjukkan kepada orang lain.

Suka atau tidak suka, kita saat ini berada dalam lingkungan atau keadaan dimana orang hanya cenderung melihat luar dan sama sekali bukan dalamnya (hati). Seorang anak Tuhan seharusnya dapat dikenal melalui sikap sehari-harinya atau melalui karakternya. Karakter tidak timbul dengan sendirinya. Karakter membutuhkan upaya. Karakter membutuhkan suatu rencana. E. Lamar Kincaid mengatakan bahwa karakter dibangun ke dalam saraf rohani dari kepribadian, jam demi jam, hari demi hari, tahun demi tahun, sama disengajanya seperti halnya kesehatan fisik dibangun ke dalam tubuh. Ini berarti bahwa kita harus terus menerus membina karakter kita sampai karakter tersebut membina reputasi kita.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan kepada kita untuk memilki karakter yang konsisten. Dia tidak saja memimpin dengan visi yang jelas, tetapi Ia sendiri juga adalah seorang pemimpin dengan karakter yang konsisten. Ia mengamalkan apa yang Ia ajarkan dengan karakter yang konsisten. Misi adalah apa yang kita lakukan; karakter adalah bagaimana dan mengapa kita melakukannya. Misi adalah perbuatan dan menyelesaikan pekerjaan; karakter adalah motivasi dibalik pekerjaan tersebut. Karakter membuat misi kita efektif. Karakter memberikan kredibilitas pada tujuan kita. Tanpa karakter, misi kita menjadi sesuatu yang klise, yang gagal mempengaruhi hidup kita dan hidup orang lain. (Charles Stanley dalam bukunya The Glorious Journey1).
Seorang anak Tuhan yang memiliki karakter yang baik dan konsisten, akan memberi bukti kepada orang yang disekitarnya akan kesungguhan setiap perkataan dan tingkah lakunya. Karakter adalah apa yang ada dalam diri seseorang. Dan itulah yang dilihat Allah. Manusia sering menilai orang dari apa yang ada di luarnya, sedangkan Allah menilai orang dari dalamnya. Karakter adalah tentang siapa diri kita; terbuat dari apa diri kita.
Kristus menunjukkan, bahwa karakter tampaknya berkisar seputar hati manusia. Jika hati Anda benar, karakter Anda pun benar. Motivasi dan hasrat-hasrat Anda bersemayam dalam hati Anda. Karakter Yesus merupakan contoh karakter yang konsisten. Melalui karakterNya, Ia membuktikan diriNya sebagai Anak Allah. KarakterNya membuat misi dan pelayananNya efektif. Kunci dari karakter Kristus adalah kesucian hati. (Charles Stanley dalam bukunya The Glorious Journey1).
Demikian juga dengan karakter seorang seorang anak Tuhan akan terlihat dengan apa yang dilakukannya ketika tidak ada yang memperhatikannya. Banyak orang yang mau melakukan sesuatu yang benar ketika mereka dilihat orang lain. Ketika tidak ada yang melihatnya belum tentu mereka mau melakukan hal yang sama. Mereka melupakan bahwa Tuhan selalu memperhatikan apa yang mereka lakukan. Tuhan tidak saja melihat apa yang dilakukan oleh seseorang, tetapi Ia juga melihat mengapa orang melakukannya. Oleh karena itu benarlah apa yang dikatakan oleh D.L Moody, bahwa “karakter adalah seperti apa seseorang itu dalam gelap”.
Petrus mau menjelaskan tentang karakter Kristus ketika ia berkata, bahwa “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulutNya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan kepada Dia yang menghakimi dengan adil” (I Petrus 2:22-23).
Dengan demikian, karakter juga terlihat ketika kita melakukan perkara yang benar bagi orang lain walaupun perkara yang baik tidak terjadi terhadap kita. Karakter kita orang percaya dilihat dalam seberapa banyak kekuatan yang kita miliki untuk melakukan perkara-perkara yang benar, sekalipun kita tidak merasa ingin melakukannya atau tidak mau melakukannya sama sekali.
Reaksi seorang anak Tuhan terhadap apa yang sedang terjadi di sekelilingnya merupakan ujian terhadap pribadinya apakah memiliki karakter yang konsisten atau tidak. Karakter bukanlah sesuatu yang kita lakukan itu adalah sesuatu yang kita miliki atau tidak miliki. Menurut Yakob Tomatala, Karakter adalah hakikat, sifat, dan ekspresi kepribadian seseorang yang dinyatakan melalui pembicaraan serta perilaku dalam lingkungan atau konteks dimana ia hidup.
Dengan demikian, perlu disadari bahwa aspek internal dari karakter seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain. Karakter hanya dapat dilihat dari perkataan dan perilaku serta perbuatan seseorang. Jadi, dapat dipastikan bahwa tidak ada dua orang yang persis sama di muka bumi ini. Akan tetapi, menurut Yakob Tomatala perlu diingat bahwa “ketidaksamaan ini membuat setiap orang bukan saja istimewa, tetapi dapat menjadi dasar yang berpotensi menimbulkan konflik dan masalah, apabila setiap orang tetap serta secara terus menerus menimbulkan perbedaan yang ada padanya dengan orang lain”.
John Maxwell mengutip pernyataan Jenderal H. Norman Schawrzkopf yang menekankan pentingnya karakter: “kepemimpinan adalah kombinasi antara strategi dengan karakter. Namun jika toh Anda harus kehilangan yang satu, relakanlah strategi. Karakter serta kredibilitas kepemimpinan selalu berjalan seiring”.
Sedangkan Anthony Harrigan, seorang presiden Dewan Bisnis Industri Amerika Serikat mengatakan, bahwa “Peran karakter selalu menjadi faktor kunci dalam jatuh bangunnya bangsa. Dan yakinlah bahwa Amerika tidak terkecuali. Kita takkan selamat sebagai sebuah negara karena lebih cerdas atau lebih canggih, melainkan karena – mudah-mudahan kita lebih kuat secara batin. Singkatnya, karakter adalah satu-satunya pertahanan yang efektif terhadap berbagai kuasa internal maupun eksternal yang dapat membawah kepada disintegrasi atau keruntuhan bangsa”.
Karakter menurut John Maxwell memungkinkan terciptanya kepercayaan. Dan kepercayaan memungkinkan terciptanya kepemimpinan.
Seorang anak Tuhan yang berkarakter seperti yang diinginkan Kristus, tidak mengarang-ngarang aturan dalam hidup mereka. Mereka harus percaya bahwa ada suatu standar benar dan salah yang berlaku bagi semua umat manusia, dan yang harus dipertanggung jawabkan semua orang. Anak Tuhan yang berkarakter baik adalah anak Tuhan yang melakukan apa yang benar karena itu benar”. Itulah definisi yang tepat tentang karakter, yakni melakukan yang benar karena itu benar, dengan kata lain, ketika kita sedang membicarakan seorang anak Tuhan yang berkarakter, berarti kita sedang membicarakan orang yang benar, yakni orang yang melakukan apa yang benar karena alasan yang benar. Bahkan mereka hidup berdasarkan hal itu.
Apa yang terjadi dalam kehidupan pribadi seorang anak Tuhan akan menentukan apa yang akan keluar dalam kehidupan sehari-harinya dalam bersosialisasi. Apa yang terjadi ketika seorang anak Tuhan tidak berkhotbah, akan menentukan apa yang akan keluar ketika ia berkhotbah.
Stephen Covey mengutip pernyataan Vicktor Frankl, berikut ini: “Akhirnya, manusia tidak boleh menanyakan apa makna dari hidupnya, tetapi ia harus sadar bahwa dialah yang ditanya. Singkatnya, tiap orang ditanyai oleh hidup; dan ia dapat menjawab melalui kehidupannya sendiri; kepada kehidupan ia hanya dapat memberi respons dengan bertanggung jawab”.
Craig Weatherup menjelaskan, “Anda tak dapat membangun dengan membicarakannya. Anda membangunnya dengan mencapai hasil, selalu dengan integritas serta dengan cara yang memperlihatkan penghargaan terhadap orang lain dengan siapa Anda bekerja. Jika karakter seorang pemimpin itu kuat, orang akan percaya kepadanya, dan mereka akan percaya kepada kemampuannya untuk memaksimalkan potensi mereka”.
Untuk memiliki karakter yang baik yang dikehendaki Tuhan, kita harus terus membina hubungan pribadi dengan Tuhan. Tidak ada hal lain yang dapat menggantikannya. Inilah dasar untuk membangun karakter yang baik.
Mungkin saja kita seorang yang baik, namun ia belum dapat dikatakan sebagai orang percaya dengan karakter yang baik. Jika ia tidak memiliki hubungan pribadi dengan Kristus.
Hubungan kita dengan Kristus dalam firman Tuhan diumpamakan seperti pohon dan ranting. Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai "pokok anggur yang benar" dan murid-murid-Nya sebagai "ranting". Dengan tetap terpaut pada-Nya sebagai Sumber kehidupan, mereka dapat menghasilkan buah. Allah dilukiskan sebagai tukang kebun yang memelihara ranting-ranting itu supaya tetap berbuah. Allah mengharapkan agar kita semua berbuah.
Ranting-ranting yang berbuah adalah orang-orang yang memiliki hidup di dalamnya karena iman dan kasih yang langgeng kepada Kristus. "Ranting-ranting" ini Bapa bersihkan supaya menjadi makin lebat buahnya, yaitu Bapa menyingkirkan segala sesuatu dari kehidupan mereka yang mempersulit mengalirnya hidup yang vital dari Kristus. Buah adalah kualitas tabiat Kristen yang memuliakan Allah melalui hidup dan kesaksian.
Sebagaimana ranting hanya dapat hidup selama hidup dari pokok anggur mengalir ke dalamnya, demikian pula orang percaya hanya mempunyai hidup Kristus selama hidup Kristus mengalir ke dalamnya dengan tetap tinggal di dalam Dia.
Teruslah bina hubungan kita dengan Tuhan, maka kita akan menjadi orang-orang percaya yang menghasilkan buah, yakni suatu karakter yang baik. Dengan demikian apa yang akan kita katakan dan lakukan akan selalu didengar dan diikuti oleh semua orang. Dengan karakter yang baik, kita akan menjadi teladan dimana pun dan kapan pun kita berada, dan orang akan semakin senang bersama dengan kita dan kita bisa menjadi saksi untuk kemulian Tuhan.
Akhirnya, Dr. William Mitchell mengatakan:

perhatikan Pikiran Anda itu akan menjadi kata-kata.

Perhatikan kata-kata Anda, itu akan menjadi perbuatan.

Perhatikan perbuatan-perbuatan Anda, itu akan menjadi kebiasaan.

Perhatikan kebiasaan-kebiasaan Anda, itu akan menjadi karakter Anda.

Perhatikan karakter Anda, itu akan menjadi takdir Anda.



(Ferdy Manggaribet, MA)


Kekasih TUHAN !!!
Jadilah Berkat, Dengan Membagikan Semua Artikel Ini
Kepada Teman-Teman Anda.
TUHAN YESUS Memberkati Kita Semua,
AMIN

0 komentar:

Posting Komentar

wibiya widget

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis