Orang Yang Percaya Kepada TUHAN Akan Melihat Kebaikan TUHAN Melalui Kejadian-Kejadian Yang TUHAN Ijinkan Terjadi. Jangan Pernah Menilai TUHAN Hanya Melalui Sepotong Kejadian, Tetapi Percayalah Bahwa DIA Selalu Bekerja Untuk Kebaikan Kita Melalui Banyak Perkara
Photobucket

BERPIKIR SEPERTI KRISTUS

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan, dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”    (Filipi 4:8).


Manusia adalah makhluk ciptaan yang termulia dan terunggul. Ia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Ia tercipta sebagai pemikir yang unggul. Manusia sebagai pemikir yang unggul memiliki “indra” sebagai “perantara” dunia luar dengan dirinya. Indra yang berhubungan erat dengan susunan saraf sentral dan periferi menjadi alat pengenalan kognitif yang mempunyai banyak sifat dan daya.

1
Berpikir adalah “menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang diingatan”.2  Secara umum tiap perkembangan dalam ide, konsep dan sebagainya dapat disebut berpikir …. Definisi yang paling umum dari berpikir adalah perkembangan ide dan konsep”.3
Pemimpin yang meneladani pola kepemimpinan Kristus tentunya akan berpikir seperti Kristus berpikir. Mereka harus menaklukan seluruh pemikiran mereka kepada Kristus. Dengan demikian akan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin yang efektif, berkualitas sesuai dengan kehendak Allah. Pikiran adalah penentu tentang Anda serupa dengan cetakan siapa. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mengendalikan pikirannya. Karena dengan demikian akan mengendalikan arah kehidupannya.
Semua orang pasti ingat syair terkenal yang pengarangnya mengutarakan kebenaran psikologis yang hebat, seperti yang dikutip Napoleon Hill berikut ini:
“Kalau Anda berpikir Anda kalah, Anda kalah, kalau Anda berpikir Anda tidak berani, Anda tidak berani. Kalau Anda ingin menang tetapi Anda berpikir Anda tidak bisa, hampir bisa di pastikan Anda tidak akan menang. Kalau Anda berpikir Anda akan kalah, Anda kalah, sebab di Dunia ini kita menemukan, sukses dimulai dari kehendak seseorang semua ada di dalam keadaan pikiran. Kalau Anda berpikir Anda berkelas rendah, Anda berkelas rendah. Anda harus berpikir tinggi untuk meningkat. Anda harus yakin dengan diri Anda sebelum Anda bisa memenangkan hadiah.
Pertarungan di dunia ini tidak selalu dimenangkan oleh orang yang terkuat atau yang tercepat. Tetapi cepat atau lambat orang yang menang adalah orang yang berpikir dia bisa”.4


Menurut Walter Staples pemikiran kita bisa diuraikan dengan hubungan sebab dan akibat yang kita alami :
“Kalau kita mengubah …pemikiran kita, (tentang siapa diri kita dan apa yang bisa kita capai) kita mengubah keyakinan kita, kita mengubah harapan kita; kalau kita merubah harapan kita, kita mengubah sikap kita. Pada gilirannya, kalau kita mengubah sikap kita (bagaimana kita bertindak, merasakan dan berpikir), kita mengubah perilaku kita, kita mengubah unjuk kerja kita; kalau kita mengubah unjuk kerja kita, kita mengubah…kehidupan kita”.5


Pikiran memiliki kekuatan yang luar biasa sekali. Hal di atas kelihatannya sederhana sekali, tetapi ternyata kalau kita mengubah pemikiran kita, hal itu dapat mengubah kehidupan kita.
Dr. William Mitchel mengatkan bahwa: “Perhatikan pikiran-pikiran  Anda;   mereka  menjadi  kata-kata.   Perhatikan kata-kata Anda; mereka menjadi perbuatan-perbuatan. Perhatikan perbuatan-perbuatan Anda; mereka menjadi kebiasaan. Perhatikan kebiasaan-kebiasaan Anda; mereka menjadi karakter Anda. Perhatikan karakter Anda; itu menjadi takdir Anda”.6
Itulah kekuatan pikiran. Keadaan kita dimasa depan ditentukan oleh pemikiran kita saat ini. Pemikiran akan mempengaruhi semua yang kita lakukan. Dengan demikian benarlah apa yang dikatakan oleh William James, seorang yang dianggap paling bijaksana yang pernah ada di Amerika seperti yang dikutip oleh Vincent Peale yang mengatakan, bahwa “Penemuan terbesar pada generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah kehidupan mereka dengan mengubah sikap pikiran mereka”.7
Teladan utama kita dalam berpola pikir rohani adalah Tuhan Yesus Kristus (Filipi 2:5). Adalah kewajiban kita untuk senantiasa berada di bawah pimpinan pemikiran rohani, sebagaimana teladan yang Tuhan Yesus berikan. Sebagai pengikutnya, kita harus berpikir seperti cara berpikir Tuhan kita. Dengan demikian, kita akan menjadi pemimpin yang handal. Kristus tidak pernah berpikir yang tidak baik terhadap murid-muridNya. Sebaliknya, Ia selalu membangkitkan semangat para muridNya.
Pola pikir rohani merupakan satu-satunya jalan yang melaluinya kita dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban rohani kita. Pola pikir rohani merupakan sesuatu yang membuat seseorang selalu siap menanggapi segala sesuatu dengan cara seperti Kristus. Tanpa adanya pemikiran rohani yang stabil dan terlatih, kita akan mudah menjadi jenuh, bahkan terhadap kewajiban-kewajiban rohani. Bila sekedar suatu perasaan tanggung jawab yang membuat kita menyelesaikan aktivitas rohani kita, maka kita tidak akan pernah memperoleh hidup dan damai sejahtera melaluinya. Harus ada semangat, yang hanya dapat diperoleh melalui suatu cara berpikir yang rohani”.8
  Sebagai seorang pemimpin rohani, kita diharapakan untuk senantiasa memusatkan pikiran kita pada apa yang benar, mulia, adil, suci, indah, sedap didengar (atau dikagumi), baik dan patut dipuji. Inilah yang dimaksud penulis sebagai pola pikir rohani. Pola pikir pemimpin akan membantunya dalam mempengaruhi orang lain. Jika ia selalu berpikir yang tidak baik, tidak adil dan tidak mulia terhadap bawahannya, maka dapat dipastikan ia akan ditinggalkan oleh mereka.
Pemimpin yang berpola pikir rohani bukan berarti ia tidak boleh lagi memikirkan, berminat atau menikmati hal-hal duniawi yang sah secara hukum, selama mereka hidup di dunia ini.   Tetapi  yang  dimaksudkan  adalah  bahwa  tidak  satu  pun diantara hal-hal tersebut yang akan mendominasi pemikiran mereka, sehingga mereka kehilangan kerinduan akan sukacita sorgawi.    
Sebagai seorang pemimpin, pertama ia harus berpikir benar terhadap bawahannya. Sesuatu yang benar adalah sesuatu yang berdasarkan fakta. Seorang pemimpin tidak boleh terlalu cepat menilai sikap bawahannya tanpa didukung dengan bukti-bukti yang cukup. Pikiran seorang pemimpin harus benar-benar berdasarkan fakta yang nyata. Jika ada keraguan tentang kebenaran faktanya, seorang pemimpin harus meninggalkan pikiran itu. Seorang pemimpin tidak boleh menjadi seorang pengosip.
Jika seorang pemimpin ingin mengetahui apaka ia berpikir benar, periksalah dalam Firman. Paulus mengatakan kita harus “menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus” (I Korintus 10:5). Seorang pemimpin harus bisa mengarahkan pemikirannya. Karena mengarahkan pikiran, merupakan alat ampuh dalam belajar mengendalikan pikiran. 
 “Jika Anda tidak segera memilih untuk ‘menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus’ (2 Kor 10:5), maka pikiran untuk berpaling kepada dunia akan Anda pandang sebagai salah satu pilihan. Dan jika Anda mulai mengelolah pilihan itu di dalam pikiran Anda, maka emosi Anda pun akan segera terpengaruh. Akibatnya makin besarlah kemungkinan untuk menyerah kalah pada pencobaan”.9
Selain berpikir baik, seorang pemimpin juga harus berpikir mulia terhadap orang lain. Ia tidak boleh merendahkan orang lain. Pemimpin sering kali berpikir untuk merendahkan orang lain ketika melihat orang tersebut kurang professional. Melihat cara kerja orang lain yang tidak profesional biasanya pemimpin akan menanamkan berbagi pikiran yang merendahkan orang tersebut dan kemampuannya.
Perlu diingat bahwa meskipun kita tidak mengucapkan kata-kata yang tidak mulia terhadap orang lain,  tetapi bahasa tubuh dan ekspresinya akan terlihat dengan jelas bahwa ia sedang merendahkan orang tersebut. Kita dapat dan memang selalu mengkomunikasikan pikiran kita tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus berhati-hati dengan pemikirannya. Karena apa yang dipikirkannya suatu saat akan dikomunikasikannya. Setiap kata-kata seseorang dimulai dari pikirannya. “Komentar Anda yang merendahkan seseorang tidak akan pernah sampai ke orang itu jika Anda sejak semula menolak untuk memikirkan pikiran yang merendahkan orang itu”.10
“Pikiran dan perkataan adalah bagaikan tulang sum-sum – sedemikian dekat, sukar untuk memisahkan mereka. Pikiran kita adalah kata-kata bisu yang hanya kita dan Tuhan mendengarnya, tetapi kata-kata mempengaruhi manusia roh kita, kesehatan kita, sukacita kita, dan sikap kita. Hal-hal yang kita pikirkan sering tercetus dari mulut kita. Dan, sedihnya, terkadang kata-kata membuat kita tampak bodoh”.11
Contoh dari berpola pikir mulia dapat kita dalam pelayanan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus pernah diperhadapkan dengan suatu masalah oleh orang-orang farisi mengenai wanita yang tertangkap berzinah (Yohanes 8:3-11).
Sebagai seorang pemimpin, Tuhan Yesus tidak mau tertipu oleh kepura-puraan orang farisi yang ingin kelihatan benar, dan Dia dapat melihat usaha mereka untuk menjebak Dia. Bahkan Tuhan Yesus tidak mau menghakimi wanita tersebut. Ketika Dia sendirian dengan wanita itu, Tuhan Yesus mengatakan “pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Dia tidak menyetujui dosa wanita itu, tapi Dia menangani wanita itu dengan cara berpikir mulia, dengan sikap terhormat dan dengan menghormati wanita itu.
Teladan Tuhan Yesus ini telah mengajarkan suatu prinsip kepada kita para pemipin gereja saat ini, jika menghadapi dan menangani masalah bawahan atau orang lain, melangkahlah dan berpikirlah hati-hati dan pastikan bahwa kita sudah memeriksa hidup kita sendiri.   Kita boleh melempar batu jika kita dengan jujur dapat mengatakan kita sendiri tidak berdosa. Siapa diantara kita yang benar-benar tanpa dosa? Sebagai pemimpin rohani, kita dituntut untuk senantiasa berpikir mulia terhadap orang lain, bahkan meski tindakan mereka yang tidak terpuji.
Seorang pemimpin yang baik tidak hanya berpikir baik dan mulia, tetapi juga harus berpikir Adil dan Suci. Pemimpin yang berpikir adil adalah pemimpin yang tidak membeda-bedakan orang, tidak punya prasangka buruk terhadap orang-orang dari ras, budaya, bangsa dan jenis kelamin yang lain. Setiap orang harus sama derajatnya dimata pemimpin. Pemimpin harus melihat orang lain sebagaimana Tuhan melihat mereka.
Petrus pernah berpikir tidak adil terhadap Kornelius (Kisah 10). Ia menolak melayani Kornelius karena dari bangsa dan ras yang berbeda dengannya. Tetapi melalui penglihatan yang diperlihatkan Allah kepadanya (Kisah 10:15), pikiran Petrus berubah.
Tuhan Yesus tidak pernah membeda-bedakan orang lain berdasarkan ras, suku bangsa dan gender. Orang Samaria adalah orang yang dianggap kafir oleh orang Yahudi. Tetapi dalam perumpamaanNya tentang orang Samaria yang baik hati, Tuhan   Yesus   mau   mengatakan    bahwa    Dia   tidak   punya prasangka buruk terhadap orang Samaria. Dia melihat mereka sebagai orang yang sama derajatnya dan Dia memperlakukan mereka dengan sopan.
Tuhan Yesus pernah diprotes oleh murid-muridNya ketika ia berbicara dengan wanita Samaria di sumur (Yohanes 4:1-42). Dia membuat murid-muridNya terkejut karena orang Yahudi membenci orang Samaria. Cara berpikir murid-muridNya telah diracuni oleh budaya saat itu. Tetapi Tuhan Yesus tidak membiarkan pemikiran yang membeda-bedakan manusia menghambat Dia untuk melihat diri pribadi wanita ini yang sebenarnya, yakni seorang manusia yang membutuhkan keselamatan.
Seorang pemimpin yang baik tidak akan menyimpan kesalahan orang lain. Jika ia membiarkan pikiran tentang kesalahan orang lain terus menerus itu akan menyerangnya dan akan menyebabkan kepedihan dan penderitaan. Seorang pemimpin harus bisa memaafkan mereka yang bersalah kepadanya, dengan demikian membawa dia kepada suatu pola pikir rohani, yakni berpikir manis.
Jika Anda menolak untuk mengampuni, Anda tidak akan dapat berpikir dengan benar karena benak Anda akan dipenuhi dengan semua kesalahan yang dilakukan kepada Anda.
Dari pikiran itu muncul kepahitan, yang selalu meracuni Anda sendiri”.12
Bawahan biasanya memuji pemimpinnya yang memiliki pemikiran yang terpuji. Pikiran yang terpuji adalah pikiran yang enak didengar dan sopan. Pemimpin yang mempunyai pikiran terpuji bukan berarti bahwa ia selalu memuji-muji orang, tetapi berarti caranya berpikir tentang orang lainlah yang terpuji.
Berhubungan dengan masalah pemikiran ini, maka; pertama, pemimpin harus mencari tempat untuk memikirkan pikirannya. Kedua, carilah tempat untuk membentuk pikiran Anda. Karena tidak ada ide atau gagasan yang datang kepada kita dengan bentuk yang sudah jadi. Pada waktu ide atau gagasan muncul dalam benak kita, dia perlu waktu untuk di kembangkan dan di bentuk.
Kita harus memberikan kesempatan untuk bertumbuh kepada ide dan gagasan kita. Berikan kepada pikiran kita kesempatan. Dan di dalam pembentukan pikiran inilah, maka hal ini terjadi. Pada waktu kita berusaha untuk membentuk pikiran kita, disitu kita akan sadar bahwa pikiran itulah yang akan membentuk kita. Adalah mustahil Anda membentuk atau memberikan   suatu   rupa  kedalam  pikiran,   tanpa  itu  terlebih dahulu membentuk Anda. Oleh karena itu, berikan waktu kepada pemikiran Anda.
Ketiga, carilah tempat untuk menarik atau mengeluarkan pemikiran Anda. Karena pikiran yang tepat, disaat yang tepat, dalam lingkungan yang tepat, dengan orang yang tepat, dan untuk tujuan yang tepat, itu sama dengan hasil yang tepat. Pikiran kita harus diperlihatkan kepada orang lain. Tetapi hal yang terpenting adalah kita harus membagikan ide-ide kepada orang-orang yang mampu mengembangkan dan membagikannya juga kepada orang lain.
Kita memang tidak bisa membagikan pikiran kepada semua orang, karena tidak sedikit orang yang senang menghancurkan ide orang lain. Bagaimana kita mengetahui bahwa orang tersebut bisa mengembangkan ide kita? Jawabanya adalah kalau kita mempunyai tim yang baik, dan pada saat kita melemparkan ide, mereka akan menjadikan ide itu lebih baik lagi. Tetapi, jika kita mempunyai tim yang buruk, maka ketika kita melemparkan ide kepada mereka, mereka akan memperburuk ide itu. Tanyakan pada tim kita, apakah saya telah menambahkan nilai pada mereka, apakah mereka menambahkan nilai bagi saya, dengan kata lain, apakah mereka membuat saya menjadi lebih baik?
Ide yang bagus tidak lahir di tempat yang hampa. Dan tidak mungkin ide itu muncul sendirian. Ide yang bagus merupakan anak dari ide-ide yang bagus lainnya. Jika kita memiliki tim yang baik disekitar kita dan setiap orang memiliki ide yang baik, maka dapat dipastikan akan tercipta suatu ide yang lebih baik lagi. Itu sebabnya kita membutuhkan orang-orang yang baik, yang mampu untuk mengembangkan ide-ide kita. Karena mereka akan membuat kita menjadi lebih baik dibandingkan kita sendiri. Jika Anda mau masuk ketingkat yang lebih tinggi lagi, maka carilah orang-orang yang mampu untuk membentuk pikiran Anda.
Keempat, carilah tempat untuk melayangkan pikiran Anda. Setelah ide Anda sudah dibentuk, di kembangkan, maka harus di luncurkan. Ide-ide itu harus diangkat ke ketinggian yang lebih tinggi.
Kelima, cari tempat untuk mendaratkan pikiran Anda. Cari tempat untuk mendaratkan visi Anda. Jadikan visi Anda sebagai praktikal yang dapat diterapkan untuk kehidupan sehari-hari oleh pengikut Anda. Daratkanlah ide pertama-tama pada diri Anda sendiri. Karena itulah yang akan memberikan integritas terhadap pikiran Anda. Kedua landaskan ide-ide itu kepada  orang  yang  bisa memberikan pengaruh terhadap orang lain. Ketiga daratkan pikiran dan ide-ide Anda kepada orang-orang yang efektif.
Dalam kepemimpinanNya, Tuhan Yesus sangat menonjol dalam usahaNya mengabaikan cara berpikir yang tidak rohani di jamanNya dan Dia juga mengajarkan kepada murid-muridNya saat itu dan kepada kita pemimpin-pemimpin saat ini untuk melakukan hal yang sama. Dengan demikian, sebagai pemimpin-pemimpin rohani yang bertanggung jawab dalam perkembangan pelayanan gereja saat ini, berpikirlah seperti Kristus berpikir, dan taklukkan semua pikiran kepada Kristus.


 Pdt. Ferdy Manggaribet, MA


Kekasih TUHAN !!!
Jadilah Berkat, Dengan Membagikan Semua Artikel Ini
Kepada Teman-Teman Anda.
TUHAN YESUS Memberkati Kita Semua,
AMIN

0 komentar:

Posting Komentar

wibiya widget

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis